Seperti biasanya setiap akan menghadapi UN (Ujian Nasional), siswa  diharapkan sudah melunasi biaya-biaya administrasi sekolah. Namun  pelunasan biaya tersebut tidak diharuskan, artinya kalau memang belum  mempunyai uang diharapkan siswa bisa menghadirkan orang tua atau wali  siswa untuk memberikan keterangan, karena biaya tersebut adalah  tanggungjawab orang tua. Dengan demikian siswa bisa menghadapi UN dengan  tenang.
Pada kesempatan tersebut ada beberapa siswa yang belum  lunas maka mereka menghadirkan wali siswa ke sekolah. Orang tua mereka  rata-rata pekerja buruh srabutan dan penjual es. Setelah dimintai  keterangan ada siswa perempuan yang menangis karena tidak punya uang dan  kedua orang tuanya sedang merantau sebagai penjual es di luar kota.  Dengan kejadian tersebut pihak sekolah bisa memahami dan sekaligus  memberikan beasiswa atau keringanan beaya administrasi.
Pungli SekolahDalam waktu yang  bersamaan disekolah tersebut ada dua orang tamu dengan mengendarai  mobil mewah. Menurut teman yang sudah kenal tamu tersebut pejabat dari  lingkungan Dinas Antah Berantah. Setelah diterima kepala sekolah dan  ngobrol kesana kemari, selanjutnya oknum bendahara sekolah memasukan  uang Rp 400.000 kedalam amplop. Uang tersebut untuk siapa ? yang pasti  pembaca bisa menebak sendiri.
Menurut beberapa sumber, tamu  tersebut sering datang ke sekolah dan tidak jelas tujuannya. Karena  tidak membawa surat tugas dan tidak pernah memberikan pembinaan apapun,  tetapi kalau tidak diberi uang mereka menanyakan sambil marah-marah  dengan nada mengancam.
Sungguh  IronisSementara siswa kesulitan membayar uang sekolah tetapi  pejabat dengan mobil mewah seenaknya minta uang yang dihimpun dari  siswa miskin dengan alasan sebagai uang transport, padahal pejabat  tersebut sudah digaji dengan uang rakyat. Tamu tersebut tidak punya hati  nurani atau tak bermoral, sehingga berbuat seperti preman jalanan  sebagai peminta-minta atau pengemis.
Bagaimana kalau semua  pejabat Indonesia bermoral seperti pengemis…? Seandainya semua pejabat  di lingkungan Antah Berantah mirip-mirip pengemis, jawabannya sudah  pasti bahwa pendidikan Indonesia tidak akan lebih baik sampai kapanpun.
Pemerintah  sedang giat-giatnya merancang kurikulum pendidikan berkarakter,  sementara pejabat di lingkungan Dinas Antah Berantah tak bermoral.  Sebaiknya siapa yang bisa merubah tabiat buruk para pejabat dari Dinas  Antah Berantah ? Pejabat tersebut perlu dibina dan belajar bersama siswa  SMP. He he he…











Tidak ada komentar:
Posting Komentar